Jelaskan mengenai
teori tentang terjadinya Bumi!
Terbentuknya
Alam Semesta
Semesta adalah
ruangan yang sangat besar dan mungkin tak terbatas dalam volume. Alam semesta
adalah suatu hamparan atau ruangan yang sangat luas yang tak di ketahui atau
tak dapat di bayangkan luasnya. alam semesta diduga bentuknya melengkung dan
dalam keadaan memuai serta terdiri atas galaksi-galaksi atau siste bintang yang
jumlahnya ribuan.
Kata Alam Semesta berasal
dari kata Univers (Perancis),
yang berasal dari kata Latin Universum. Kata Univers digunakan pada
pertengahan abad ke-20 untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu dimana
makhluk hidup berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya.
Teori-teori Asal Mula Alam Semesta
Terdapat tiga teori besar tentang
terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan Tetap (Ready State Theory), Teori
Dentuman Besar (Big Bang) dan
Teori Osilasi. Ahli astronomi Inggris Freud Hoyle mengajukan Teori Keadaan
Tetap (Steady State Theory) sebagai
wujud adanya alam semesta. Menurut teori ini, hanya materi yang ada,
dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu,
diklaim bahwa alam semesta selalu ada dan tidak diciptakan. Teori ini dianut
oleh kaum materialisme.
Sebagai tambahan bagi klaim mereka,
bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas, penganut materialisme
juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta.
Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang
tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.
Teori Osilasi hampir sama dengan
Teori Keadaan Tetap (Steady State
Theory) yang menyatakan bahwa alam semesta tidak ada
awal dan tidak ada akhir. Namun, model osilasi ini mengakui adanya dentuman
besar yang mengakibatkan terjadinya pengembangan, lalu gravitasi akan
menyedot kembali sehingga kempis (collapse) yang kemudian akan padat kembali. Setelah
kembali, selanjutnya terjadi dentuman besar lagi dan mengempis lagi. Dengan
kata lain alam semesta ini berkelakuan
melar-menciut-melar-menciut. Begitu seterusnya.
Pendapat bahwa alam semesta sudah
ada sejak waktu yang tak terbatas terkubur ketika abad 20 ditemukan penemuan
baru. Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat ini tidak
mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta
dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang
dikenal sebagai Teori Dentuman Besar (Big Bang). Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau
tepatnya, diciptakan oleh Allah.
Abad ke-20 juga menyaksikan
kehancuran klaim materialis bahwa segala sesuatu di jagat raya adalah hasil
dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan sejak tahun 1960-an
dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam semesta
umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan
kehidupan.
Teori yang akhirnya diposisikan dan
diterima sebagai pandangan yang ilmiah adalah Teori Dentuman Besar (Big Bang). Teori ini
berpandangan bahwa alam semesta ini pada mulanya terjadi dengan peledakan.
Menurut George Ganow dalam Musthafa (1980), pada saat-saat permulaan dari
timbulnya alam semesta ini, ialah bahwa semua massa (benda-benda) yang akan
membentuk alam semesta seperti galaxi-galaxi, semua nebula, gas-gas, matahari,
bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya,
berkumpul menjadi satu di bawah tekanan yang maha tinggi dan sangat kuat,
sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Alam semesta
tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu
mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi
terkumpul dalam sebuah titik.
Selain adanya
teori terciptanya alam semesta, ada banyak teori mengenai terciptanya tata
surya, bagian kecil dari alam semesta. Adapun beberapa teori tersebut:
1. Teori
Bintang Kembar
Menurut teori ini, dahulu matahari
merupakan bintang kembar. Kemudian bintang kembarannya meledak menjadi
kepingan-kepingan. Karena pengaruh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak
(matahari), maka kepingan-kepingan itu bergerak mengitari bintang tersebut dan
menjadi planet-planet.
Adapun alasan dari pendapat ini
adalah karena setelah penelitian terhadap tata surya lain ternyata ada tata
surya yang memiliki bintang kembar, oleh karena itu Lyttleton, seorang astronom
Inggris beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meledaknya
bintang kembar. Teori ini mempunyai kelemahan
karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan
bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak
mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang.
Beberapa sumber mengatakan penggagas teori bintang kembar adalah Fred Hoyle
(1915-2001) yang mengemukakan pendapatnya pada tahun 1956. Namun, tidak sedikit
pula sumber-sumber terpercaya yang mengatakan bahwa pencetus teori bintang
kembar adalah Lyttleton, seorang astronom Inggris. Dan Fred Hoyle
juga menggagas teori lain tentang tata surya, yaitu teori kedaan tetap
(steady-state) yang menganggap alam semesta ini tidak berawal dan tidak
berakhir. Teori ini diagung-agungkan para materialis
di abad ke-19, termasuk Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurut
pendapatnya, hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam. Dia
menganggap bahwa jiwa ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah
satu gejala dari materi yang ada.
2. Teori
Nebula
Immanuel Kant (1749-1827), seorang
ahli filsafat berkebangsaan Jerman membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya
tata surya pada tahun 1755. Menurut teori ini, jagad raya berasal
dari gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan dan memadat karena adanya gaya
tarik-menarik dan tolak-menolak, dari bagian-bagiannya terbentuklah pada
pusatnya sebuah inti. Bagian inti atau tengah kabut itu menjadi
gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di
sekelilingnya menjadi planet, satelit dan benda-benda langit lainnya.
Seorang ahli astronomi dan ilmuan
fisika dari Perancis, Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir
serupa dengan teori Immanuel Kant pada tahun 1796. Menurut Laplace, tata surya
berasal dari kabut panas yang terus berputar sehingga membentuk gumpalam kabut,
yang pada akhirnya bentuknya menjadi bulat seperti bola. Akibatnya, bola
tersebut memepat pada kutubnya, dan melebar pada bagian equatornya. Kemudian
massa gas pada equatornya mejauhi gumpalan inti dan membentuk cincin-cincin
yang melingkari inti tersebut. Dalam waktu yang lama, cincin-cincin tersebut
berubah menjadi gumpalan padat yang kemudian membentuk planet-planet dengan
satelitnya dan benda langit lainnya. Sedangkan inti kabut tetap berbentuk gas
berpijar yang kemudian disebut sebagai matahari.
Persamaan kedua teori diatas
terletak ada materi pembentuk tata surya, yaitu kabut (nebula), sehingga teori
tersebut bisa disebut dengan teori kabut atau teori nebula. Teori kabut
ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah
banyak ditinggalkan karena tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak
hal atau masalah di dalam tata surya dan juga karena munculnya banyak teori
baru yang lebih memuaskan.
3. Teori
Tidal Atau Teori Pasang Surut
Teori ini dipopulerkan oleh Sir
James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) yang keduanya dari Inggris.
Menurut teori ini, gaya tarik bintang yang besar pada permukaan matahari
terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi
akibat gaya tarik bulan. Sebagian
massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok ke arah bintang itu
mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar
matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian
membentuk planet-planet.
Teori ini
menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya
merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena pecahan
gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti
berbeda-beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar
lagi.
Terbentuknya
Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
Allah SWT. Menurunkan Al-Quran
kepada manusia 14 abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap
dengan teknologi pada abad ke-21, yang telah difirmankan Allah SWT. didalam
Al-Quran 14 abad yang lalu. Didalam Al-Quran terdapat banyak bukti yang
memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam
semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut telah sesuai dengan penemuan
terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal terpenting, karena kesesuaian ini
menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firma Allah SWT.
Dalam Al-Quran surat Fush-shilat
(41:11)
Artinya: “Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati".
Kata asap dalam tersebut menurut
para ahli tafsir merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus
baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah
dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Salah satu teori mengenai
terciptanya alam semesta (teori Big bang) disebutkan bahwa alam semesta
tercipta dari suatu ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu
mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya
ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk
titik.
Didalam Al-Quran dijelaskan tentang
terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya:30)
Artinya: “Dan Apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah
mereka tiada juga beriman”.
Berdasarkan terjemahan dan tafsir
Bachtiar Surin (1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa
yang menyala-nyala yang telah berputar mengeliligi sumbunya sejak berjuta-juta
tahun. Dalam peroses perputarannya denagn kecepatan tinggi itu, maka
terlontarlah bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda
angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah beredar
menurut garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin bertambah jauh,
hingga masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan tetap beredar
dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Kemudian dalam surat Adz-Dzaariyaat
(51:47)
Artinya: “Dan langit, denag kekuasaan
Kami, Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”.
Teori ledakan maha dahsyat juga
mengatakan adanya pemuaian alam semesta secara terus-menerus denagn kecepatan
maha dahsyat yang diumpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup
yang mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah
dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ (21:104)
Artinya: “(yaitu) pada hari Kami
gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami
telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan
melaksanakannya”.
Dalam surat Ath-Tholaq (65:12)
ªArtinya: “Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang
angkasa terdiri dari 7 lapis.
Didalam surat As-Sajada (32:4)
Artinya: “Allah lah yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain
dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189].
Maka Apakah kamu tidak memperhatikan”.
[1188] Bersemayam di atas 'Arsy
ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah
dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan
dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu
mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah
syafa'at bagi orang-orang kafir.
Uraian penciptaan langit dan bumi
dan apa-apa yang ada diantara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat
9, 10 dan 12
Artinya: “Katakanlah:
"Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam".
ŸArtinya: “Dan Dia menciptakan di
bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan
itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Artinya: “Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.
dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa
lagi Maha mengetahui”.
Dengan perincian penafsirannya sebagai berikut :
1. Tahap pertama
penciptaan bumi 2 rangakain waktu
2. Tahap kedua
penyempurnaan bumi 2 rangkaian waktu
3. Tahap ketiga
penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu
Jadi
terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6
masa. Selain surat-surat tersebut diatas masih banyak lagi yang
menjelaskan tentang terbentuknya alam raya ini, namun dari yang telah kami
sampaikan dalam ringkasan ini terlihat bahwa secara umum proses
terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa, dimana tahapan-tahapan
dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa terciptanya alam
raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu.
Proses
Terbentuknya Bumi
Pada
dasarnya, Bumi bukanlah benda di jagat raya yang muncul dengan sendirinya dalam
keadaan bentuk yang sempurna. Bumi terbentuk melalui proses yang panjang dan
terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa
proses pembentukan Bumi sudah dimulai sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu.
Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang selalu berputar di antariksa. Awan
raksasa tersebut akan membentuk bola-bola yang menarik butir-butir debu dan
gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula terbentuknya Bumi, planet-planet,
serta bulan-bulan lain.
Saat gravitasi Bumi semakin besar, gas dan debu
tersebut akan termampat dan semakin lama semakin padat. Hal ini menyebabkan
Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian luar Bumi lambat laun
mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin sama sekali. Bagian
tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama
dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk
selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk
gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Walaupun banyak teori atau pendapat dari para ilmuwan
tentang proses pembentukan Bumi, tetapi tidak seorang pun yang sungguhsungguh
mengetahui dengan pasti bagaimana dan kapan Bumi terbentuk. Ya, menjadi
tantangan bagi dunia ilmu pengetahuan yang suatu saat bisa kamu pecahkan.
Proses perkembangan planet Bumi dari masa ke masa
tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini
dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota keluarga Matahari, di samping
planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor.
Berdasarkan hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang
ahli filsafat Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre
Simon Marquis de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya
berasal dari massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan.
Massa gas
tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk
bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama
semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal
paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang
menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk
bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain. Massa gas induk tersebut
akhirnya menjadi Matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa
induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada saat
terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan
bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian
tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut.
Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan
geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh Matahari sekitar 4,5 miliar
tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini didasarkan atas penelaahan
Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa makhluk hidup purba di
masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka Bumi).
Ilustrasi
siklus pembentukan Bumi terbagi menjadi:
(a) Bumi masih
berbentuk bola pijar;
(b) Bumi
mendingin berangsur-angsur membentuk litosfer;
(c)
pembentukan atmosfer Bumi;
(d) Bumi
terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu,
Bumi kita masih merupakan bola pijar yang sangat panas. Lama kelamaan secara
berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar
Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang disebut litosfer. Selain
pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini mengakibatkan terjadinya
proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini
terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap dan gas yang sangat
banyak.
Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap
air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya
dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman
yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal, yaitu Teori
Pengapungan Benua (Continental Drift
Theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di
Bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini
dinamakan Pangea, sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan
Panthalasa.
Sedikit demi sedikit Pangea mengalami retakan-retakan
dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah
menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di
bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut
sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan
jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.
Baik diantara Laurasia maupun Gondwana kemudian
terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak
beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam sejarah
perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat
ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi Eurasia,
Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan
cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan,
Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar