Nama: Dinda Septiarini
NPM: 12516108
Kelas: 4PA02
Pengembangan Media Pembelajaran
Sistem Pelacakan pada Mata Kuliah Kecerdasan Buatan Berbasis Multimedia
1. Pengertian Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence
Kecerdasan buatan adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan mesin
untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi. Hal ini
biasanya dilakukan dengan mengikuti atau mencontoh karakteristik dan analogi
berpikir dari kecerdasan atau inteligensi manusia, dan menerapkannya sebagai
algoritma yang dikenal oleh komputer.
Dengan suatu pendekatan yang kurang lebih
fleksibel dan efisien dapat diambil tergantung dari keperluan, yang
mempengaruhi bagaimana wujud dari perilaku kecerdasan buatan. Artificial Intelligence biasanya dihubungkan dengan Ilmu Komputer, akan tetapi juga
terkait erat dengan bidang lain seperti Matematika, Psikologi, Pengamatan,
Biologi, Filosofi, dan yang lainnya. Kemampuan untuk mengkombinasikan
pengetahuan dari semua bidang ini pada akhirnya akan bermanfaat bagi kemajuan
dalam upaya menciptakan suatu kecerdasan
buatan.
2.
Konsep Sistem Pelacakan
a.
Pengertian Sistem Pelacakan
Sistem pelacakan merupakan suatu proses mencari solusi dari suatu
permasalahan melalui sekumpulan kemungkinan ruang keadaan (state space).
b.
Teknik Sistem Pelacakan
Sistem Pelacakan dalam kecerdasan buatan mempunyai dua teknik
pencarian yaitu:
1)
Pencarian Parsial (Blind Search)
Pencarian
parsial atau lebih dikenal sebagai pencarian buta merupakan teknik pencarian
yang dalam proses pencariannya tidak ada informasi awal yang digunakan.
Pencarian buta dibagi menjadi dua teknik pencarian yaitu sebagai berikut:
a)
Pencarian Melebar Pertama
(Breadth – First Search)
Pada
Pencarian melebar pertama (Breadth –
First Search) pencarian dimulai dari node akar terus ke level ke- 1 dari
kiri ke kanan, kemudian berpindah ke level berikutnya demikian pula dari kiri
ke kanan hingga ditemukan solusi.
b)
Pencarian Kedalam Pertama
(Depth – First Search)
Pencarian
dilakukan pada suatu simpul dalam setiap level dari yang paling kiri. Jika pada
level yang paling dalam tidak ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada
simpul sebelah kanan. Jika pada level yang paling dalam tidak ditemukan solusi,
maka pencarian dilanjutkan pada level sebelumnya. Demikian seterusnya sampai
ditemukan solusi.
2)
Pencarian Heuristik atau Terbimbing
(Heuristic Search)
Pencarian
terbimbing atau lebih dikenal dengan nama pencarian heuristik merupakan teknik
pencarian yang dalam proses pencariannya ada informasi awal yang digunakan.
Metode heuristik lebih sering digunakan dari pada pencarian buta. Hal ini
dikarenakan pencarian buta tidak selalu dapat diterapkan dengan baik, hal ini
disebabkan waktu aksesnya yang cukup lama dan besarnya memori yang diperlukan.
Pencarian heuristik dibagi dalam tiga jenis teknik pencarian yaitu:
a)
Generate and Test
Pembangkitan
dan Pengujian (Generate and Test)
merupakan penggabungan antara depth-first
search dengan pelacakan mundur (backtracking),
yaitu bergerak ke belakang menuju pada suatu keadaan awal.
b)
Pendakian Bukit (Hill Climbing)
Metode
ini hampir sama dengan metode pembangkitan dan pengujian, hanya saja proses
pengujian dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik. Pembangkitan keadaan
berikutnya tergantung pada feedback dari
prosedur pengetesan.
c)
Pencarian Terbaik Pertama
(Best First Search)
Metode
ini merupakan kombinasi dari metode depth-first
search dan breadth-first search
dengan mengambil kelebihan dari kedua metode tersebut. Pada Best First Search, pencarian
diperbolehkan mengunjungi node yang ada di level yang lebih rendah, jika
ternyata node pada yang lebih tinggi ternyata memiliki nilai heuristik yang
lebih buruk.
🔻Untuk jurnal aslinya, dapat diakses pada link di bawah ini🔻
https://media.neliti.com/media/publications/210964-pengembangan-media-pembelajaran-sistem-p.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar